Saat membangun atau merenovasi rumah yang harus diperhatikan adalah tinggi plafon.
Meskipun tampaknya tidak terlalu penting, kenyataan selama aku di lapangan menunjukkan bahwa plafon yang terlalu rendah atau terlalu tinggi bisa mempengaruhi kenyamanan penghuni rumah.
Sepenting itu kah? Yuk pelajari lebih lanjut!
Daftar Isi
ToggleKenapa Tinggi Plafon Itu Penting?
Berdasarkan berbagai studi, tinggi plafon berpengaruh besar terhadap kenyamanan termal, yaitu bagaimana suhu di dalam ruangan beradaptasi dengan kondisi lingkungan sekitar.
Di negara tropis seperti Indonesia, rumah cenderung membutuhkan desain yang bisa mengurangi panas agar udara tetap sejuk dan tidak terlalu lembap.
Berikut adalah beberapa temuan dari penelitian tentang tinggi plafon yang ideal untuk rumah tropis:
1. Penelitian di Malaysia tentang Geometri Ruangan
Di Malaysia, sebuah penelitian menemukan bahwa tinggi plafon sekitar 3 meter sangat efektif untuk menciptakan kenyamanan termal di dalam rumah.
Dengan iklim yang mirip, ini berlaku di negara kita juga.
Dengan plafon setinggi ini, udara panas yang terkumpul bisa lebih mudah keluar, sementara udara sejuk bisa mengalir dengan lancar.
2. Studi Kenyamanan Termal di Rumah dengan Konsep Ergo-Ekologi
Penelitian lain di Indonesia, yang berfokus pada rumah deret, menemukan bahwa plafon dengan tinggi lebih dari 3 meter dapat meningkatkan kenyamanan termal.
Selain itu, faktor-faktor lain seperti bahan dinding (misalnya dinding batu bata) dan luas bukaan jendela juga sangat mempengaruhi suhu dalam rumah.
Studi ini juga menunjukkan pentingnya mengurangi paparan sinar matahari langsung dan memastikan ventilasi yang baik untuk menjaga kenyamanan penghuni.
Jadi, Berapa Tinggi Plafon yang Ideal?
Berdasarkan temuan-temuan di atas, tinggi plafon yang ideal untuk rumah di Indonesia adalah antara 2,8 hingga 3 meter.
Rentang ini cukup untuk menghindari udara panas yang terperangkap di dalam ruangan, serta memungkinkan udara panas naik ke atas dan keluar melalui ventilasi.
Selain itu, tinggi plafon seperti ini juga membuat rumah terasa lebih lapang dan tidak pengap.
Baca juga: Plafon Gypsum vs. Plywood: Mana yang Cocok untuk Rumah?
Apa yang Terjadi Jika Plafon Terlalu Rendah atau Terlalu Tinggi?
Plafon Terlalu Rendah (< 2,5 Meter)
Jika plafon terlalu rendah, rumah akan terasa pengap dan panas.
Udara panas akan terjebak di bawah, sehingga suhu di dalam ruangan jadi lebih tinggi dan sulit untuk didinginkan.
Selain itu, ruang yang sempit membuat penghuni merasa tidak nyaman, bahkan bisa meningkatkan stres.
Akibatnya, penghuni lebih cenderung mengandalkan AC atau kipas angin, yang akan meningkatkan pemborosan listrik.
Plafon Terlalu Tinggi (> 3,5 Meter)
Di sisi lain, plafon yang terlalu tinggi juga tidak selalu menguntungkan.
Udara panas akan terkumpul di atas, dan meskipun ruangan terlihat luas dan megah, suhu di bagian bawah bisa tetap terasa panas.
Untuk mengatasi hal ini, penghuni mungkin perlu menggunakan AC atau kipas angin dengan intensitas lebih tinggi, yang justru akan menyebabkan pemborosan energi.
Selain itu, plafon tinggi juga dapat memengaruhi sirkulasi udara, membuat rumah lebih sulit untuk didinginkan baik secara alami maupun menggunakan AC.
Konsultasikan Desain Rumah Anda dengan Tim Arsitek Heris Kontraktor
Tinggi plafon yang ideal hanyalah salah satu aspek dari desain rumah yang nyaman dan efisien.
Jika Anda sedang merencanakan pembangunan atau renovasi rumah, tim arsitek dari Heris Kontraktor siap membantu Anda menciptakan desain rumah yang tidak hanya estetis, tetapi juga nyaman untuk ditinggali.
Konsultasikan ide dan kebutuhan Anda sekarang dengan klik tombol dibawah.