Selama 11 tahun saya memantau proyek bangun rumah, banyak orang awam maupun tukang sering bilang rumahnya pakai pondasi cakar ayam.
Padahal, kalau dilihat lebih dalam, rumah tinggal biasanya dibangun dengan pondasi tapak.
Kesalahan penyebutan ini sudah lama terjadi, bahkan sampai sekarang masih sering terdengar di proyek perumahan.
Lalu sebenarnya apa bedanya pondasi tapak dan pondasi cakar ayam? Mana yang cocok untuk rumah tinggal?
Artikel ini akan menjelaskan secara sederhana agar Anda tidak bingung saat berencana membangun rumah.
Daftar Isi
ToggleAsal Usul Pondasi Cakar Ayam
Sistem pondasi cakar ayam pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Sedyatmo pada tahun 1960-an.
Pondasi ini dirancang untuk memecahkan masalah pembangunan di tanah rawa atau tanah lunak yang tidak stabil.
Dengan sistem pelat beton bertulang yang dilengkapi pipa-pipa beton vertikal, pondasi ini mampu mencengkeram tanah lunak agar bangunan tetap kokoh.
Sejak ditemukan, pondasi cakar ayam menjadi kebanggaan teknik sipil Indonesia.
Sistem cakar ayam banyak digunakan pada proyek infrastruktur berskala besar seperti landasan pacu bandara, jembatan, atau bendungan di lahan yang berawa.
Karena kepopulerannya, istilah cakar ayam melekat di pikiran banyak orang Indonesia, bahkan sampai digunakan untuk menyebut pondasi rumah tinggal, padahal berbeda.
Perbedaan Pondasi Tapak dan Pondasi Cakar Ayam
Pondasi Tapak
Pondasi tapak atau footplate adalah pondasi dangkal dari beton bertulang, umumnya berbentuk persegi atau persegi panjang di bawah kolom bangunan.
Fungsinya untuk menyebarkan beban bangunan ke tanah.
Jenis pondasi ini banyak digunakan untuk rumah tinggal karena pemasangannya sederhana dan biaya lebih efisien.
Secara garis besar, pondasi tapak cocok untuk:
- Proyek dengan anggaran terbatas
- Rumah 1–2 lantai
- Tanah keras atau stabil (biasanya tanah merah padat atau berbatu)
Pondasi Cakar Ayam
Pondasi cakar ayam menggunakan pelat beton tebal dengan pipa-pipa beton vertikal di dalam tanah.
Pipa ini berfungsi seperti “cakar” yang mencengkeram tanah lunak agar bangunan di atasnya tetap stabil.
Karena strukturnya lebih rumit dan memerlukan perhitungan teknis, pondasi ini jarang dipakai untuk rumah tinggal.
Biasanya digunakan pada proyek skala besar di area dengan kondisi tanah sangat lunak.
Secara garis besar, pondasi cakar ayam cocok untuk:
- Bangunan di lokasi dengan daya dukung tanah sangat lemah
- Proyek di tanah rawa atau lunak
- Landasan pacu bandara, bendungan atau jalan
Kenapa Orang Sering Salah Sebut?
Menurut hemat saya, kebiasaan ini muncul karena istilah pondasi cakar ayam sudah terlalu melekat di benak banyak orang.
Selain itu, kebanggaan bahwa sistem ini ditemukan oleh orang Indonesia juga menjadi salah satu faktornya juga.
Di lapangan, klien sering bertanya ke tukang, “Pondasinya pakai cakar ayam, kan?” Padahal pondasi yang sebenarnya dibangun adalah pondasi tapak.
Sebutan ini tidak sepenuhnya salah, karena telah mengakar dilapangan.
Jadi, sebenarnya jika Anda bangun rumah di tanah yang keras dan bangunan hanya 1 atau 2 lantai, maka pondasi tapak sudah lebih dari cukup.
Sekarang Anda tidak perlu bingung jika mendengar orang bilang rumahnya pakai pondasi cakar ayam. Biasanya yang dimaksud adalah pondasi tapak atau footplate, karena pondasi tapak memang lebih sesuai untuk rumah tinggal.
Anda bisa membaca panduan lengkap membangun rumah atau mempelajari jenis-jenis pondasi rumah agar semakin paham sebelum mulai membangun.
Butuh Bantuan Merencanakan Rumah Impian?
Membangun rumah tidak bisa asal, karena akan menjadi tempat bertumbuh Anda dan keluarga.
Kalau Anda ingin membangun rumah dengan kontraktor berpengalaman dan pondasi yang sesuai kondisi tanah, tim Heris Kontraktor siap membantu.
Klik tombol di bawah ini untuk konsultasi gratis bersama tim ahli kami.